SBI dan Sister's School


.

Keberadaan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) de­wasa ini sebagai kebijakan public di bidang pendidikan, merupakan respons dari kesadaran masyarakat akan pen­tingnya sekolah berkualitas untuk mempersiapkan generasi masa depan yang berakhlak mulia, cerdas, mandi­ri, kreatif, inovatif, dan demokratis. Sebuah kenyataan, pendidikan (sekolah) yang bermutu/unggul semakin dicari oleh para orang tua dan sebaliknya, sekolah yang mutunya rendah akan ditinggalkan dan fakta ini hampir terjadi di setiap kota di Indonesia (Azis & Supriyadi, Ed, 1998).   
Mengingat strategisnya posisi SBI dalam kaitannya dengan penyiapan SDM yang dapat dipertandingkan di kancah global, maka diperlukan strategik pengelolaan (management strategic) yang baik. Panduan penjaminan mutu sekolah bertaraf internasional Kementrian Pendidikan Nasional menetapkan satu indikator mutu operasional sekolah adalah melaksanakan kegiatan sister’s school. Puncak dari keberhasilan itu ditandai dengan pelaksanaan kerja sama kemitraan dengan sekolah di negara-negara yang berkunggulan dalam bidang pendidikan/OECD dalam meningkatkan mutu lulusan sehingga sekolah menghasilkan mutu yang setara dengan sekolah unggul lainnya.
Dalam berbagai forum diskusi terdapat fenomena yang unik adalah besarnya minat pengelola sekolah pada saat ini untuk melaksanakan kegiatan kerja sama kemitraan internasional melebihi minat pengelola sekolah pada peningkatan mutu indikator yang lainnya. Hal lain adalah kolaborasi internasional itu ditafsirkan sebagai hubungan kemitraan yang berguna sebagai wadah menimba informasi atau kemaslahatan lain yang dapat siswa peroleh melalui kegiatan bersama.

Apa dan Mengapa Sister’s Schools?

Tuntutan dan tantangan pendidikan pada saat ini makin gencar, karena harus berpacu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, dengan komunikasi yang canggih yang tidak mengenal batas negara dan diiringi dinamika kegiatan ekonomi yang kompetitif. Dengan demikian, tiada alternatif lain kecuali harus direspon dengan dinamika pendidikan nasional yang kondusif dan bertahan hidup layak secara berkelanjutan.
Memasuki abad 21 pendidikan, menurut  Makagiansar (1996) akan mengalami pergeseran dan perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma: (1) dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, (2) dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, (3) dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan, (4) dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai, (5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buta teknologi, budaya, dan komputer, (6) dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja, dan (7) dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi kerja sama.  Pergeseran paradigma tersebut menuntut adanya upaya peningkatan kualitas di bidang pendidikan, yang bukan sekedar mengejar target output sematamata, tetapi yang lebih penting adalah outcome, yaitu bagaimana kualitas lulusan (output) dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang.
Dari konteks itu, ada sebuah tuntutan dalam dunia pendidikan (sekolah) Indonesia untuk meng”kiblat”kan pola pengembangan manajemen, teknologi, dan sumberdaya manusia-nya ke arah pengembangan dan kesiapan untuk bergabung dengan masyarakat dunia. Pemerintah secara dini dan memandang urgen persoalan di atas, berusaha untuk menjawab atas tuntutan tersebut.
 Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan jawaban atas tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global maka pembaharuan pendidikan agar hak warga negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang bermutu terpenuhi. SBI sebagai sebuah intitusi pendidikan yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan atau Negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum internasional. Program pengembangan mutu SBI pada saat ini salah satunya adalah melaksanakan kegiatan kerja sama kemitraan sekolah (sister’s school).
Sister’s school adalah serangkaian kegiatan kerja sama antara dua lembaga pendidikan atau lebih dalam satu negara atau dalam ruang lingkup global yang mengembangkan kesamaan prinsip pada peningkatan mutu perencanaan, disain program, maupun meningkatkan kerja sama dalam memfasilitasi siswa mengembangkan potensi kolaborasi pada tingkat nasional atau global.
Sister’s school memungkinkan siswa dan guru dari suatu sekolah mengenal budaya dan metode pembelajaran yang dipergunakan di sekolah lain. Hal ini dapat memberikan suatu gagasan mengenai bagaimana meningkatkan mutu pengajaran di sekolah. Baik siswa maupun guru dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan kualitas belajar mengajar.
Program yang dapat dilakukan dalam sister’s school di antaranya adalah : (1) berbagi pengetahuan dan pengalaman serta mengembangkan kualitas belajar mengajar; (2) Sahabat pena atau berkirim email : Baik siswa maupun guru di sekolah dapat berbagi cerita tentang cara pengajaran, kehidupan, dan budaya di sekolah masing-masing; (3) Saling berbagi pelajaran, tugas, hasil karya, informasi musik dan film yang sedang berkembang di wilayah masing-masing; (4) Pengayaan metode belajar mengajar : Sister’s school sebagai sarana berdiskusi dan berbagi ide mengenai metode belajar di kelas. Hal ini dapat dilakukan melalui penyelenggaraan proyek bersama; (5) Pertukaran Siswa; dan (6) Pertukaran Guru
Untuk mengembangkan kegiatan sister’s school diperlukan prasyarat utama; yaitu sekolah: memiliki kemampuan berinteraksi secara lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris, memiliki sambungan ke jaringan internet, memiliki informasi yang mamadai untuk dipertukarkan, misalnya sistem informasi sekolah telah didokumentasikan dalam bentuk dokumen elektronik, memiliki biaya jika akan melakukan kunjungan langsung, memiliki keunggulan tertentu sebagai bahan kerja sama
Contoh kesiapan kerja sama mengembangkan kesenian lokal, kerajinan lokal yang khas, yang tidak dapat diperoleh oleh sekolah mitra sejajar di luar Negara, layanan peningkatan kinerja mengajar guru, diperlihatkan dalam kerja sama antara SMP Negeri 2 Sindang Kabupaten Indramayu dengan Le Fevre High School Adelaide South Australia’s, yang pada tanggal 10 Mei 2011 lalu di ditanda tangani oleh Kepala SMP Negeri 2 Sindang, Dr. H. Abdul Tolib, M.Pd. dan Kepala Le Fevre High School, Rob Shepherd. Yang sebelumnya penjajagan dilakukan dalam bentuk magang (Appreticeship) guru SMP Negeri 2 Sindang di Banksia Park Internasional High School (Repelitasari, S.Pd.) dan Unley High School (Dra. Eli Heryani), keduanya di  Adelaide Australia Selatan. Kerja sama lain juga dirancang dengan melalui jaringan internet. Para siswa melalukan banyak proyek yang disepakati, kunjungan tidak selalu secara langsung.

Penutup

Sebagai suatu sistem, Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), dituntut untuk memenuhi dan memiliki sistem yang terpadu, komprehensif, solid dan didukung oleh perangkat manajemen yang canggih, serta culture sekolah, yang dibangun berdasarkan mutu. Satu indikator mutu operasional SBI adalah melaksanakan kegiatan sister’s school. Sister’s school adalah serangkaian kegiatan kerja sama antara dua lembaga pendidikan atau lebih dalam satu negara atau dalam ruang lingkup global yang mengembangkan kesamaan prinsip pada peningkatan mutu perencanaan, disain program, maupun meningkatkan kerja sama dalam memfasilitasi siswa mengembangkan potensi kolaborasi pada tingkat nasional atau global.
Pada intinya yang diharapkan dari sister’s school adalah terjalinnya kemitraan di antara dua sekolah sehingga mampu meningkatkan mutu pengajaran di sekolah masing-masing. Kemitraan sejenis ini tidak harus langsung dengan sekolah dari negara yang berbeda. Sebelum melaksanakan kerja sama kemitraan dengan sekolah di luar negeri, lakukan kerja sama kemitraan dengan sekolah di dalam negeri dahulu. Jika kita telah belajar membangun kerja sama yang produktif di sini barulah meningkat pada kerja sama internasional.

Wallahu’alam.

Your Reply